Jumat, 18 Juli 2014

Bahasa Banjar Yang Bisa Bikin Salah Kaprah


Indonesia adalah negara dengan berbagai macam suku adat dan budaya. Masing-masing suku memiliki bahasa-nya sendiri, ada bahasa Jawa, Batak, Bugis, Aceh, Melayu, Banjar, Papua dan lain-lain masih banyak lagi. Untuk mempersatukan bahasa yang bermacam-macam itu kita memiliki bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sendiri memang banyak menyerap banyak dari bahasa Melayu, namun tidak jarang juga dari bahasa daerah yang lain.

Uniknya... kadang ditemui bahasa daerah yang mirip dengan bahasa Indonesia namun ternyata maknanya jauh sangat berbeda. Disini saya ingin membahas bahasa Banjar yang kata-kata nya bisa membuat orang salah kaprah karena perbedaan makna. Apa saja? Nyok mari disimak!

Pulang

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Pulang artinya adalah kembali ke tempat asal, namun kalau Bahasa Banjar Pulang bisa berarti Lagi. Cerita salah kaprah yang saya temui adalah saat seorang Banjar dengan anaknya bertamu ke rumah orang NonBanjar, kemudian oleh tuan rumah disuguhi makanan dan minuman, karena makanannya enak sang anak pun berkata "Bah (Ayah-bhs. Banjar), handak pulang!", tuan rumah pun terkejut dan berkata "Lho, baru datang kok sudah mau pulang?" He3x... Padahal maksud si anak dia kepengen lagi makan kue tapi tuan rumah menangkap maksunya justru si anak ingin kembali ke rumah. He3x....

Hadang

Hadang atau adang dalam KBBI bermakna menghalangi atau merintangi. Sedang dalam Bahasa Banjar Hadang artinya  Tunggu. Ini cerita nyata teman saya orang yang kebetulan NonBanjar, suatu hari dia datang menjemput temannya yang orang Banjar bermain, karena belum siap sang teman pun berkata "Hadang dulu lah!!" Teman saya dengan perasaan bingung kemudian berdiri lalu menghalang-halangi jalan temannya yang mau masuk ke kamar. He3x... Untung kemudian temannya tanggap kalau teman saya salah kaprah kemudian berkata "Tunggu dulu, aku handak bebaju dulu" baru akhirnya teman saya ngeh kalau hadang yang dimaksud adalah tunggu. Wehehehe...

Tukar

Tukar dalam KBBI artinya ganti atau berganti, namun dalam Bahasa Banjar maknanya adalah Beli. Ada satu kebiasaan Urang Banjar dalam praktek jual-beli adalah selalu menggunakan akad, karena memang dalam hukum syar'i akad adalah wajib dalam hal jual beli. Misal anda membeli buah mangga maka anda wajib ber akad dengan berkata "Ulun tukar buah mangga pian lima kilo" dan penjual berkata jua "Ulun jual manggu ulun lima kilo". Untuk mempersingkat akad biasanya pembeli cukup berkata "tukar lah" dan penjual berkata "Inggih! Ulun jual".
Ini cerita teman saya waktu ikut ziarah Walisongo ke Jawa, dia kemudian berniat membeli oleh-oleh. Sesampainya di toko dan selesai memilih-milih dan membayar lalu karena terbiasa ber-akad seperti dikampung halaman dia berkata "Saya tukar lah bajunya" sang penjual pun kaget dan berkata "silahkan kalau masih kurang cocok bisa ditukar sama baju lainnya". Teman saya pun sadar lalu berkata ulang "he3x... bukan Pak! Maksud saya baju ini saya beli ya" dan sang penjual pun berkata "Oh iya... saya jual" He3x...

Tangah Dua

Teman saya yang NonBanjar dan bisa dibilang masih baru menetap di Kalimantan Selatan suatu hari pergi berbelanja membeli kue. Setelah kue di dapat dia lau bertanya kepada penjual "Wadai (kue-bhs.Banjar) nya berapa harganya satu?" dan penjual menjawab "tangah dua ribu sebuting" dan..... bingunglah teman saya apa itu tengah dua? dua setengah kah? dua dikali setengah kah? untung penjual sigap lau berkata ulang "1500 satu wadai-nya". dan.. Oh... tangah dua itu ternyata bermakna 1,5... jadi kalau anda mendengan Urang Banjar berkata tangah dua bulan itu artinya 1,5 bulan. Bila tangah dua juta artinya 1,5 juta. Gituuu...

Padang

Padang  dalam KBBI artinya dataran yang luas. Namun kita kebanyakan bila mendengar kata Padang umumnya lebih mengartikan kota Padang ibukota dari Sumatera Barat. Dalam Bahasa Banjar Padang artinya adalah kebun. Cerita salah kaprahnya tidak tanggung-tanggung... salah satu stasiun televisi swasta mengadakan liputan tentang pasar terapung di Lok Baintan Martapura, Kalimantan Selatan. Sang host pun lalu bertanya kepada salah satu penjual di pasar terapung. "Ibu ini sayur yang dijual dapatnya darimana?" dan sang penjual pun menjawab "dari padang" dan host lalu berkata "waduh! jauh juga ya... sayur nya dari Padang dijual di Kalimantan Selatan" dan saya yang nonton pun akhirnya tertawa terbahak-bahak!!! :v Padahal maksud si Ibu penjual sayur beliau itu dari kebun.

Lawan

Didalam KBBI Lawan memang memiliki banyak makna, namun yang paling sering kita gunakan adalah musuh. Namun dalam Bahasa Banjar lawan itu bermakna dengan. Suatu waktu saya pernah bertanya dengan teman saya yang NonBanjar.. "ikam (kamu-bhs.Banjar) kesini lawan siapa?" dan dia jawab "saya kesini tidak melawan siapa-siapa, mulus aja diperjalanan" dan akhirnya saya ngeh ada salah paham dan saya perbaiki pertanyaan saya "kesini dengan siapa?" dan dia jawab "sama orang tua" he3x....

Indah

Indah dalam KBBI bermakna sedap dipandang, atau cantik. Sedang Bahasa Banjar maknanya.... tidak. Cerita lucunya saat ada anak kecil Urang Banjar ditawari buah nangka oleh seseorang yang NonBanjar. Karena itu anak kecil tidak doyan nangka dia menolak dengan berkata "indah buah nangka" tetapi yang NonBanjar malah mengira bahwa si anak doyan nangka, sedikit dipaksa yang ada itu anak kecil malah menangis sambil berkata "Ulun (saya-bhs.Banjar) indah makan buah nangka!!!!" dan terbingung-bingung lah yang NonBanjar.

Sidin

Dulu ditahun 90an ada tokoh terkenal bernama Pak Tino Sidin, beliau dulu mengisi acara tutorial gambar menggambar di TVRI. Dalam Bahasa Banjar sebenarnya kata sidin memiliki makna tersendiri yaitu beliau. Ini cerita waktu di kampus saya ada dosen muda dari Jawa yang baru saja mengajar. Pada suatu hari si dosen muda disuruh oleh salah satu dosen senior untuk mengantarkan bahan kuliah kepada bapak bernama Bambang. dengan kalimat perintah "Bu! ini bahan kuliah tolong serahkan sama Pak Bambang, sidin biasanya masuk kantor jam 9, kalau sidin sudah datang, serahkan aja langsung ke  sidin" dan.... jam 10 berlalu itu bahan kuliah masih belum diserahkan ke Pak Bambang, dan ditanyalah lagi oleh dosen senior yang menyuruh.. "Lho? bahan kuliahnya kok belum diserahkan? Padahal Pak Bambangnya tadi ada dikantor" dan sang dosen muda pun menjawab "Maaf Bu saya sebenarnya bingung, bahan kuliah ini diserahkan kepada Pak Bambang atau Pak Sidin?" dan akhirnya sang dosen senior pun paham ada salah kaprah disini lalu menjelaskan "sidin itu Bu maksudnya bukan nama orang, tapi maknanya beliau dalam bahasa Banjar" dan akhirnya dari sekian banyak kosakata bahasa Banjar... sidin adalah yang paling berkesan bagi sang dosen muda. he3x...

BONUS:

Apa'an neh? pakai "bonus-bonus'an?" he3x... karena kosakata yang ini sedikit spesial, salah kaprahnya lucu banget! dan hanya berlaku antara Urang Banjar dan Urang Sunda saja. Apa itu? neh dia....

Burit

Dibulan Puasa seperti ini ada satu istilah dari Bahasa Sunda yang sering digunakan, yaitu ngabuburit yang maknanya menunggu senja (mahgrib). asal kata nya dari kata burit yang artinya senja atau mahgrib. Tapi anda jangan sekali-sekali ngomong burit di hadapan Urang Banjar, karena burit  dalam Bahasa Banjar artinya (maaf) bokong atau pantat. Itu sebabnya istilah ngabuburit sering diplesetin sama anak-anak Urang Banjar jadi ngadu burit alias adu bokong. he3x... jauh banget maknanya!!

Bujur

Nah kalau yang ini justru jorok bagi Urang Sunda tapi tidak jorok bagi Urang Banjar. Bujur dalam bahasa Banjar artinya Betul atau benar. Jauh sekali maknanya yang dalam Bahasa Sunda justru artinya (maaf lagi Gan) bokong atau pantat. Ini cerita waktu sepupu saya dalam angkot sedang asik telpon-an sama teman nya yang Banjar juga. dalam percakapan beberapa kali berkata "bujur" untuk menyatakan kesetujuan dengan teman yang ditelpon. Setelah selesai telpon-an, sepupu saya pun sadar kalau semua orang yang ada didalam angkot mata nya tertuju pada nya... mungkin mereka berpikir "ini orang kok ngomong jorok banget" hahahahaha....

Yap! Segitu dulu listnya, mungkin masih banyak kosakata Bahasa Banjar yang bisa menimbulkan kesalah pahaman, semoga saja tulisan ini bisa jadi acuan supaya yang Banjar dan NonBanjar bisa meminimalisir kesalahpahaman tersebut.

Oh ya... walau terlambat... Saya ingin mengucapkan Selamat Menjalankan Ibadah Puasa! Semoga Puasanya Pol gak bolong-bolong dan segala amal pahala diterima dan menjadi barokah bagi kita semua! :-)

Sumber:
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kamus Bahasa Banjar